Minggu, 13 Desember 2015

"Mengambil Tilangan SIM di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat"

Hari jumat tanggal 11 Desember 2015

Kronologis
Bermula dari mengisi kekosongan dan melepas jenuh kerja, Sabtu tgl 28 November saya keliling seputaran Kota Jakarta Pusat tepatnya diwilayah monas dengan mengendarai Sepeda motor. Saking asyiknya menikmati kota Jakarta sayapun mengabaikan rambu-rambu dan larangan bagi pengendara sepeda motor, melihat jalur yang tidak begitu ramai kenderaan sepeda motor masuk saya cuss saja masuk tanpa melihat plank rambu yang tidak membolehkan sepeda motor, dan akhirnya saya tahu bahwa itu adalah jalur three in one [3 in 1] yang hanya diperbolehkan untuk kenderaan mobil saja. Begitu lampu merah sayapun ikut berhenti, disamping saya mobil keren semua, dan pos polisi agak jauh sih, dalam hatipun bicara…kejebak guwa nih…



Betul sobat, begitu lampu hijau ada seorang Polisi berpangkat Brigadir menghampiri dan menstop saya. Kemudian sayapun diarakan ke pos untuk di interogasi, “apakah bapak tahu tidak diperbolehkan motor lewat jalur 3 in 1 dibawah jam 11 malam? Jawab: iya pak polisi saya gak tahu pak, karena baru kali ini lewat [expresi lugu muncul].

Awalnya yang dia minta adalah SIM sambil polisi inipun menyiapkan surat tilang buat saya, Sayapun menunjukkan SIM dan dia mulai menulis surat tilangan. Setelah menulis beberapa tulisan, diapun Tanya dari mana?jawab dari masjid istiqlal tadi pak maghriban setelah pulang kerja. Tinggal dimana? Sudah berapa lama? dia bertanya karena saya pendatang dari seberang pulau @ red..

Setelah selesai menuliskan beberapa kolom lembaran tilang, kemudian dia minta tunjukin STNK,  selanjutnya diajelaskan bahwa saya melanggar pasal 387 [melanggar aturan lalu lintas] sanksinnya sama persis dengan larangan memasuki jalur bus way. Haddehh.

Kemudian terjadilah negosiasi, apa bapak pilih pengadilan atau ditempat? Jawab: saya bingung yang mana dipilih ya pak…. Kalau ditempat kebetulan bulan tua jadi ndak bawa cash… kalo sidang! berapa sanksinya ya pak? “Kalo di pengadilan, dia menjawab sambil menunjukkan angka Rp. 100.000,- di lembar tilang [sambil saya garuk-garuk kepala dengan rambut yang sudah hampir memutih semua]. Bapak ada uang berapa biar kita bantu….  dengan bingung saya jawab: duh gmana yo pak!!! Ambil di pengadilan saja ya pak? Akhirnya saya pilih tilang saja pak, dipengadilan saja saya ambilnya.

Pelajaran & Hikmah
Sebenarnya bisa saja saya berikan uang ke pak polisi tersebut, dan sebenarnyapun masih ada lembaran uang merah dan hijau di dompet, tapi saya berfikir gak boleh suap donk!   
prinsip saya agar bapak Polisi terhormat, sayapun terhormat karena tidak bermain suap ditempat atau nyogok polisi biar tidak ditahan SIM. 

Kemudian diapun menuliskan alamat penahan SIM saya untuk di ambil di Pengadilan Jakarta Pusat yang beralamat di Jln. Buhur Raya atau belakang Golden Truly arah Senen. Kemudian sayapun dipersilahkan monggo untuk melanjutkan perjalanan pulang, malah diapun menyempatkan diri untuk mengarahkan arah tujuan saya pulang. Polisi yang baik ya sobat.

Proses Pengambilan SIM
Nah tepat tanggal pengambilan SIM 11 Desember 2015, sayapun bergegas berangkat naik motor untuk menyusuri alamat kantor Pengadilan Jakarta Pusat… cus berangkat dari Ciledug arah Joglo… Slipi … Tanah Abang … Kota … Gajah Mada …. Nah di Jln. Gajah Mada No. 17, Gunung Sahari Kemayoran, Jakarta Pusat adalah alamat kantor Pengadilan yang lama tapi disini sobat masih banyak bergentayangan calo-calo aktif ,,, he ,,, he ,,, ngerihkan sobat …. cari info ternyata pindah ke alamat kantor baru di Jln. Bungur Besar Kel. Gunung Sahari Kemayoran Jakpus. 


Kantor Pengadilan Jakpus

terus saya jalan lagi mengarah ke Kemayoran ,,, ya sambil Tanya-tanya jugalah bro… ketemu lampu merah kedua, terus belok kanan kearah Golden Truly arah Senen ketemu simpang belok kiri, tepatnya kantor AL pertigaan belok kiri lagi,,, nah disanalah berdiri Kantor Baru Pengadilan Jakarta Pusat. 

Parkir Motor dan disambut langsung oleh CALO .. srenggg… mo ambil apa pak?,,, sudah di urus pak? Jawab; “sudah”… mari biar saya saja yang urus pak…ya tambah uang urus dikitlah… “nggak pak, inipun saya urus punya teman jugak kok”… si CALO pun akhirnya ninggalin saya.. merajuk kali dia yachh. batin saya, mending ngurus sendiri aja. Oh ya… Saya sampai di kantor Pengadilan tepat jam 12.00 tepat dimana jam istirahat dan Sholat Jumat.

Search Info untuk mengetahui lokasi/ruang sidang tempat pengambilan SIM… Tanya satpam dulu dan trus jalan dan ketemu ruangannya trus dapat info dari sobat-sobat yang mau ambil tilangan kalo kantor buka jam 13.00 WIB, sambil kenalan dan bincang-bincang ringan, ya saling curhat sesama tilanger’s penyebab kenapa ditilang. Bapak A menceritakan tilanganya karena tidak tahu jalan, bapak B kena razia gabungan dan tidak punya SIM, Bapak C mau sogok ditempat tapi petugas tidak mau disogok dan lain-lain, semua memberikan masukan dan saran untuk pihak berwajib @red.   

Tepat jam 13.00 WIB, semua sudah pada kumpul untuk mengambil nomor antrian dan petugas pengadilanpun bersiap-siap membuka outletnya. Rame banget suasana di kantor Pengadilan yang mau ambil tilangan sekitar 400 an orang siang ini. Wuihh gilak banget.

Akhirnya ada petugas yang mengurusi nomor antrian dan mengumumkan untuk mengambil nomor antrian ke lantai dua….karena diloket pengambilan nomor antrian banyak berdesakan dan rusuh jadi dia mengarahkan ke lantai-2. Semua tergopoh-gopoh berlarian ke lantai dua untuk dapet nomor antrian pertama…baris lurus ya pak…baris yang lurus…kata SATPAM yang berdarah ambon manise ini…

Saya berdiri tepat berada diposisi ke tiga dari antrian pertama, lumayan biar cepat pulang. Sayapun menyerahkan surat tilangan ke petugas dan diganti dengan nomor antrian dan diarahkan ke ruang sidang ke lantai-1. Nomor antrian saya angka 700an siang doank, berarti nomor antrian pagi sudah memasuki angka tadi. Buanyak banget yang kena tilang hari ini dan ikut persidangannya yak… belum lagi siang ini yang mencapai nomor antrian 900an lebih….

Setelah masuk ruang sidang ke lantai-1, duduk beserta yang lainnya menunggu didepan loket,,, sambil menunggu, penasaran juga nih,,, apa ya yang disidangkan? pasal-pasal apa ya yang nanti dijelaskan? Nasehat apa ya, yang nanti disampaikan?? Begitulah saya mengira-ngira…but ….

Tepat setelah kumpul semua, pemanggilanpun dimulai tapi tidak berdasarkan nomor urut antrian,,,yachhh,,,suara riuh lageee…

Tanya-tanya ke yang lain, rupanya di lantai-2 tadi lembar surat tilangan berserakan dilantai karena berdesak-desakkan mengambil nomor antrian……sehingga lembar sulat tilanganpun dikutip dari lantai saling tumpang tindih artinya tidak berdasarkan nomor urut lagi…sial dahhhh..

Menunggu panggilan antrian…menunggu…menunggu…dan menunggu..akhirnya muncul nomor saya…dipanggil ke loket dan langsung disebutkan biaya sanksi tilangan…. Rp. 100.000,- pak. Langsung saya keluarin dompet tari tunai Rp. 100.000 dan langsung bayar keloket… SIM sayapun diserahkan dan keluar. Sayapun izin datangi sobat-sobat yang kenal tadi karena nomor antrian mereka belum dipanggil.

SIM saya ini berlaku sampai akhir Januari 2016, berlaku kira-kira sebulan lagi dah…sebenarnya sudah malas dan tidak ingin mengambilnya lagi sudah ikhlas gitu dechhh,,,maksudnya urus baru ajalah ntar bisa kok, tapi mengingat biaya buat SIM baru juga tidak sedikit uang dan ribet… jadi ya saya ambil saja SIM yang ditilang ini. Sambil cari tahu juga gimana sih sidang pengurusan surat tilangan.

Inilah saya mencoba share ke sobat juga, jika seandainya hal ini juga dialami oleh sobat lainnya..
Ada pembelajaran dan hikmah cerita didalamnya.

Semoga cerita postingan ini berguna bagi sobat.

Terimaksih, salamsukses

Kholis.in  




Komunitas Cerdas Finansial dan Spiritual Building The Dream - BTD

Bimbingan Meningkatkan Plafon Rezeki

BIMBINGAN MENINGKATKAN PLAFON REZEKI  "BIMBINGAN DI GRUP WA GRATIS" Bagaimana cara memperbesar kotak penampung REZEKI tersebut? ‼ ...