Hari jumat tanggal 11 Desember
2015
Kronologis
Bermula dari mengisi
kekosongan dan melepas jenuh kerja, Sabtu tgl 28 November saya keliling
seputaran Kota Jakarta Pusat tepatnya diwilayah monas dengan mengendarai Sepeda
motor. Saking asyiknya menikmati kota Jakarta sayapun mengabaikan rambu-rambu
dan larangan bagi pengendara sepeda motor, melihat jalur yang tidak begitu
ramai kenderaan sepeda motor masuk saya cuss saja masuk tanpa melihat plank
rambu yang tidak membolehkan sepeda motor, dan akhirnya saya tahu bahwa itu
adalah jalur three in one [3 in 1] yang hanya diperbolehkan untuk kenderaan
mobil saja. Begitu lampu merah sayapun ikut berhenti, disamping saya mobil
keren semua, dan pos polisi agak jauh sih, dalam hatipun bicara…kejebak guwa
nih…
Betul sobat, begitu lampu
hijau ada seorang Polisi berpangkat Brigadir menghampiri dan menstop saya. Kemudian
sayapun diarakan ke pos untuk di interogasi, “apakah bapak tahu tidak
diperbolehkan motor lewat jalur 3 in 1 dibawah jam 11 malam? Jawab: iya pak
polisi saya gak tahu pak, karena baru kali ini lewat [expresi lugu muncul].
Awalnya yang dia minta adalah
SIM sambil polisi inipun menyiapkan surat tilang buat saya, Sayapun menunjukkan
SIM dan dia mulai menulis surat tilangan. Setelah menulis beberapa tulisan,
diapun Tanya dari mana?jawab dari masjid istiqlal tadi pak maghriban setelah
pulang kerja. Tinggal dimana? Sudah berapa lama? dia bertanya karena saya
pendatang dari seberang pulau @ red..
Setelah selesai menuliskan
beberapa kolom lembaran tilang, kemudian dia minta tunjukin STNK, selanjutnya diajelaskan bahwa saya melanggar
pasal 387 [melanggar aturan lalu lintas] sanksinnya sama persis dengan larangan
memasuki jalur bus way. Haddehh.
Kemudian terjadilah negosiasi,
apa bapak pilih pengadilan atau ditempat? Jawab: saya bingung yang mana dipilih
ya pak…. Kalau ditempat kebetulan bulan tua jadi ndak bawa cash… kalo sidang!
berapa sanksinya ya pak? “Kalo di pengadilan, dia menjawab sambil menunjukkan angka
Rp. 100.000,- di lembar tilang [sambil saya garuk-garuk kepala dengan rambut
yang sudah hampir memutih semua]. Bapak ada uang berapa biar kita bantu…. dengan bingung saya jawab: duh gmana yo
pak!!! Ambil di pengadilan saja ya pak? Akhirnya saya pilih tilang saja pak,
dipengadilan saja saya ambilnya.
Pelajaran & Hikmah
Sebenarnya bisa saja saya
berikan uang ke pak polisi tersebut, dan sebenarnyapun masih ada lembaran uang
merah dan hijau di dompet, tapi saya berfikir gak boleh suap donk!
prinsip saya agar bapak
Polisi terhormat, sayapun terhormat karena tidak bermain suap ditempat atau
nyogok polisi biar tidak ditahan SIM.
Kemudian diapun menuliskan
alamat penahan SIM saya untuk di ambil di Pengadilan Jakarta Pusat yang
beralamat di Jln. Buhur Raya atau belakang Golden Truly arah Senen. Kemudian
sayapun dipersilahkan monggo untuk melanjutkan perjalanan pulang, malah diapun
menyempatkan diri untuk mengarahkan arah tujuan saya pulang. Polisi yang baik
ya sobat.
Proses Pengambilan SIM
Nah tepat tanggal pengambilan
SIM 11 Desember 2015, sayapun bergegas berangkat naik motor untuk menyusuri
alamat kantor Pengadilan Jakarta Pusat… cus berangkat dari Ciledug arah Joglo…
Slipi … Tanah Abang … Kota … Gajah Mada …. Nah di Jln. Gajah Mada No. 17, Gunung Sahari Kemayoran, Jakarta Pusat adalah alamat
kantor Pengadilan yang lama tapi disini sobat masih banyak bergentayangan calo-calo aktif ,,, he ,,, he ,,, ngerihkan sobat …. cari info ternyata pindah ke alamat kantor baru di Jln. Bungur Besar Kel. Gunung Sahari Kemayoran Jakpus.
terus saya jalan lagi mengarah ke Kemayoran ,,, ya sambil Tanya-tanya jugalah bro… ketemu lampu merah kedua, terus belok kanan kearah Golden Truly arah Senen ketemu simpang belok kiri, tepatnya kantor AL pertigaan belok kiri lagi,,, nah disanalah berdiri Kantor Baru Pengadilan Jakarta Pusat.
Parkir Motor dan disambut langsung oleh CALO .. srenggg… mo ambil apa pak?,,, sudah di urus pak? Jawab; “sudah”… mari biar saya saja yang urus pak…ya tambah uang urus dikitlah… “nggak pak, inipun saya urus punya teman jugak kok”… si CALO pun akhirnya ninggalin saya.. merajuk kali dia yachh. batin saya, mending ngurus sendiri aja. Oh ya… Saya sampai di kantor Pengadilan tepat jam 12.00 tepat dimana jam istirahat dan Sholat Jumat.
Kantor Pengadilan Jakpus |
terus saya jalan lagi mengarah ke Kemayoran ,,, ya sambil Tanya-tanya jugalah bro… ketemu lampu merah kedua, terus belok kanan kearah Golden Truly arah Senen ketemu simpang belok kiri, tepatnya kantor AL pertigaan belok kiri lagi,,, nah disanalah berdiri Kantor Baru Pengadilan Jakarta Pusat.
Parkir Motor dan disambut langsung oleh CALO .. srenggg… mo ambil apa pak?,,, sudah di urus pak? Jawab; “sudah”… mari biar saya saja yang urus pak…ya tambah uang urus dikitlah… “nggak pak, inipun saya urus punya teman jugak kok”… si CALO pun akhirnya ninggalin saya.. merajuk kali dia yachh. batin saya, mending ngurus sendiri aja. Oh ya… Saya sampai di kantor Pengadilan tepat jam 12.00 tepat dimana jam istirahat dan Sholat Jumat.
Search Info untuk mengetahui
lokasi/ruang sidang tempat pengambilan SIM… Tanya satpam dulu dan trus jalan
dan ketemu ruangannya trus dapat info dari sobat-sobat yang mau ambil tilangan kalo
kantor buka jam 13.00 WIB, sambil kenalan dan bincang-bincang ringan, ya saling
curhat sesama tilanger’s penyebab kenapa ditilang. Bapak A menceritakan
tilanganya karena tidak tahu jalan, bapak B kena razia gabungan dan tidak punya
SIM, Bapak C mau sogok ditempat tapi petugas tidak mau disogok dan lain-lain,
semua memberikan masukan dan saran untuk pihak berwajib @red.
Tepat jam 13.00 WIB, semua
sudah pada kumpul untuk mengambil nomor antrian dan petugas pengadilanpun
bersiap-siap membuka outletnya. Rame banget suasana di kantor Pengadilan yang
mau ambil tilangan sekitar 400 an orang siang ini. Wuihh gilak banget.
Akhirnya ada petugas yang
mengurusi nomor antrian dan mengumumkan untuk mengambil nomor antrian ke lantai
dua….karena diloket pengambilan nomor antrian banyak berdesakan dan rusuh jadi
dia mengarahkan ke lantai-2. Semua tergopoh-gopoh berlarian ke lantai dua untuk
dapet nomor antrian pertama…baris lurus ya pak…baris yang lurus…kata SATPAM
yang berdarah ambon manise ini…
Saya berdiri tepat berada
diposisi ke tiga dari antrian pertama, lumayan biar cepat pulang. Sayapun
menyerahkan surat tilangan ke petugas dan diganti dengan nomor antrian dan
diarahkan ke ruang sidang ke lantai-1. Nomor antrian saya angka 700an siang
doank, berarti nomor antrian pagi sudah memasuki angka tadi. Buanyak banget
yang kena tilang hari ini dan ikut persidangannya yak… belum lagi siang ini
yang mencapai nomor antrian 900an lebih….
Setelah masuk ruang sidang ke
lantai-1, duduk beserta yang lainnya menunggu didepan loket,,, sambil menunggu,
penasaran juga nih,,, apa ya yang disidangkan? pasal-pasal apa ya yang nanti
dijelaskan? Nasehat apa ya, yang nanti disampaikan?? Begitulah saya
mengira-ngira…but ….
Tepat setelah kumpul semua,
pemanggilanpun dimulai tapi tidak berdasarkan nomor urut antrian,,,yachhh,,,suara
riuh lageee…
Tanya-tanya ke yang lain,
rupanya di lantai-2 tadi lembar surat tilangan berserakan dilantai karena
berdesak-desakkan mengambil nomor antrian……sehingga lembar sulat tilanganpun
dikutip dari lantai saling tumpang tindih artinya tidak berdasarkan nomor urut
lagi…sial dahhhh..
Menunggu panggilan
antrian…menunggu…menunggu…dan menunggu..akhirnya muncul nomor saya…dipanggil ke
loket dan langsung disebutkan biaya sanksi tilangan…. Rp. 100.000,- pak. Langsung
saya keluarin dompet tari tunai Rp. 100.000 dan langsung bayar keloket… SIM
sayapun diserahkan dan keluar. Sayapun izin datangi sobat-sobat yang kenal tadi
karena nomor antrian mereka belum dipanggil.
SIM saya ini berlaku sampai
akhir Januari 2016, berlaku kira-kira sebulan lagi dah…sebenarnya sudah malas
dan tidak ingin mengambilnya lagi sudah ikhlas gitu dechhh,,,maksudnya urus
baru ajalah ntar bisa kok, tapi mengingat biaya buat SIM baru juga tidak
sedikit uang dan ribet… jadi ya saya ambil saja SIM yang ditilang ini. Sambil
cari tahu juga gimana sih sidang pengurusan surat tilangan.
Inilah saya mencoba share ke
sobat juga, jika seandainya hal ini juga dialami oleh sobat lainnya..
Ada pembelajaran dan hikmah
cerita didalamnya.
Semoga cerita postingan ini
berguna bagi sobat.
Terimaksih, salamsukses
Kholis.in